Suatu hari datang ke sokola rimba di Sakonapo seorang murid yang sudah seminggu ini tak kelihatan belajar. Dia datang sambil tersenyum dan menjawab dengan pelan apa yang saya tanyakan.
“Kemana saja kawan selama ini?”
“Ake pergi bermalam bantu kanti menuoi padi” Begitu jawabnya yang artinya saya pergi menginap bantu orang memanen padi.
Dia mengatakan lagi bahwa panenan belum selesai dan ia bermaksud mengambil bukunya agar ia bisa belajar sambil membantu memanen.
Oh mengharukan sekali mendengar tujuan dia datang, saya suruh ambil itu buku miliknya, dan saya tambah terharu saat sebelum pergi ia mengerjakan sebentar latihan-latihan yang seharusnya ia kerjakan nanti di tempat panenan sambil tengkurep beralas matras di halaman sokola rimba.
Sehabis makan siang bersama di sokola rimba, ia pamitan untuk pergi lagi, ”Berapa lama kawan pergi guding?” Tanya saya kepadanya.“Eh entah” Ujarnya sambil berjalan mantap meninggalkan sejenak sokola rimba di Sako Napo Makekal Hulu..
Selepas kepergiannya, datang pula murid yang lain, yang sama menghilang karena kesibukan di rombongnya. Tapi yang ini lain,dia baru pulang kerja rotan dari Rimba Telay agak 30 kilo meteran dari rimba Makekal.
“Mumpamono ado hasil?” tanya saya menanyakan hasil kerjaannya di Rimba Telay,
Ujar murid itu katanya lumayan sambil dijelaskan bahwa dari hasil ikut kerja rotan itu ia bisa membelikan gula dan tembakau buat orang tuanya.
Ah, hebatnya anak-anak ini, karena setelah selesai menunaikan tugas dan bantuan kecil untuk orang disekitarnya ia akan belajar lagi. Teruslah belajar dan jangan pernah berhenti karena persoalan hidup tak akan pernah berhenti.
“Kemana saja kawan selama ini?”
“Ake pergi bermalam bantu kanti menuoi padi” Begitu jawabnya yang artinya saya pergi menginap bantu orang memanen padi.
Dia mengatakan lagi bahwa panenan belum selesai dan ia bermaksud mengambil bukunya agar ia bisa belajar sambil membantu memanen.
Oh mengharukan sekali mendengar tujuan dia datang, saya suruh ambil itu buku miliknya, dan saya tambah terharu saat sebelum pergi ia mengerjakan sebentar latihan-latihan yang seharusnya ia kerjakan nanti di tempat panenan sambil tengkurep beralas matras di halaman sokola rimba.
Sehabis makan siang bersama di sokola rimba, ia pamitan untuk pergi lagi, ”Berapa lama kawan pergi guding?” Tanya saya kepadanya.“Eh entah” Ujarnya sambil berjalan mantap meninggalkan sejenak sokola rimba di Sako Napo Makekal Hulu..
Selepas kepergiannya, datang pula murid yang lain, yang sama menghilang karena kesibukan di rombongnya. Tapi yang ini lain,dia baru pulang kerja rotan dari Rimba Telay agak 30 kilo meteran dari rimba Makekal.
“Mumpamono ado hasil?” tanya saya menanyakan hasil kerjaannya di Rimba Telay,
Ujar murid itu katanya lumayan sambil dijelaskan bahwa dari hasil ikut kerja rotan itu ia bisa membelikan gula dan tembakau buat orang tuanya.
Ah, hebatnya anak-anak ini, karena setelah selesai menunaikan tugas dan bantuan kecil untuk orang disekitarnya ia akan belajar lagi. Teruslah belajar dan jangan pernah berhenti karena persoalan hidup tak akan pernah berhenti.