Betulkah tradisi asli punya kecenderungan menindas kaum perempuan? Jangan-jangan kalian saja yang teramat kritis memandang makna ketertindasan. Di satu kehidupan berbasis perburuan dan meramu, saya lihat rona ketulusan menjalani setiap takdir yang digariskan adat kepada kaum perempuan. Takdir memang harus dijalani karena perempuan tahu bahwa suami-suami mereka sama keras dan beresikonya saat berburu,berladang dan mencari makanan buatnya. Siapa kalian ini? kok bisa-bisanya memberi satu standar penilaian kehidupan kepada mereka yang telah menjalaninya ratusan tahun? Simpan dulu konsep ilmiahmu tentang kesetaraan? Tanpa kehadiran kita dengan konsepnya bisa jadi kehidupan mereka malah akan baik-baik saja. Kita seperti mencopoti tiang rumah mereka satu persatu saat mengusik ‘dunia kecil’ kaum perempuan di relung tradisi asli.
Hidup memang sulit dan patut disandang di pundak, satu langkah berpeluh sama beratnya dengan ratusan langkah tergesa suami mereka saat bersabung nyawa mengejar makan buat keluarga mereka.
Ssstt..! jangan usik dulu mereka bila itu konsep canggihmu membuat tradisi asli terancam kewibawaannya.
Hidup memang sulit dan patut disandang di pundak, satu langkah berpeluh sama beratnya dengan ratusan langkah tergesa suami mereka saat bersabung nyawa mengejar makan buat keluarga mereka.
Ssstt..! jangan usik dulu mereka bila itu konsep canggihmu membuat tradisi asli terancam kewibawaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar