Kamis, 19 November 2009

hakikat kebudayaan


hakikat pikiran manusia, baik asal usulnya, fungsinya, bentuk-bentuknya, maupun pemakaiannya mempunyai sifat sosial, dan berpikir merupakan sebuah kegiatan publik. Habitatnya alamiahnya adalah, rumah, pasar,atau alun-alun. Pandangan Geertz tentang hakikat pikiran manusia tersebut ditujukan untuk melakukan sebuah pemeriksaan peralatan kebudayaan dalam mendefinisikan, merasakan, dan mereaksikan masyarakat manusia.Singkatnya Geertz ingin melihat hakikat berpikir manusia sebagai kegiatan sosial yang bisa digunakan sebagai alat menganalisis kebudayaan.

that thought does not concist of mysterious processes located in what Gilbert Ryle has called a secret grotto in the head but of a traffic in significant symbols - objects in experience (ritual and tools: graven idols and water holes : gestures, markings, images, and sounds) upon which men have impressed meaning – make of study of culture a possitive science like any other

pikiran manusia adalah lalu lintas simbol bermakna yakni objek-objek pengalaman yang dimaknai. namun makna itu kadang kabur, kompleks, susah dipahami, namun makna itu bisa diselidiki lewat penyelidikan empiris yang sistematis. Hingga kita tahu makna-makna yang teratur, itulah pola kebudayaan, yang dengannya kita bisa memahami sebuah kebudayaan manusia.

Hubungan-hubungan antar makna bisa ditangkap melalui medium formulasi kultural, dan karena dirumuskan secara kultural maka ciri spesifik hubungannya berbeda dari masyarakat ke masyarakat lainnya, berbeda dari situasi ke situasi lain di dalam masyarakat, dan berbeda dari pelaku ke pelaku lainnya dalam satu situasi yang sama. Segala sesuatu diperantai makna : baik sesama manusia, kelompok sosial,kewajiban sosial,institusi politis, atau kondisi ekologis sekalipun.

sistem makna itu sendiri,dikonstruksi secara historis, dipelihara secara sosial, lalu diterapkan secara individual.

... and the symbol system which define these classes are not given in the nature of things – they are historically constructed, socially maintained, and individually applied.

itulah hakikat kebudayaan sebuah jejaring makna pikiran manusia yang diwujudkan pelaku-pelakunya, dalam tindakan nyata di dunia yang mereka tempati.

Tidak ada komentar: