Wacana identitas selalu berlangsung dalam sebuah arena pertarungan politis, Ia merupakan artikulasi untuk memposisikan diri dengan pertimbangan peluang yang dimilki pelakunya saat terlibat dalam sebuah arena sosial, bisa saja kita mengatakan siapa diri kita dengan menerapkan black and with grammar - yakni klaim sepihak yang tegas, yang beroperasi dalam bingkai hitam dan putih, 'bahwa diri kita lah yang baik, orang lain jahat, kita yang pintar yang lain bodoh, lalu hanya kitalah yang beradab yang lain terbelakang. Namun dalam kenyataan sehari-hari hal demikian itu tidak harus memiliki kewajiban untuk disepakati dan diakui, akan selalu dikontestasi, dan akan selalu menghadapi perlawanan-perlawanan.“There is no other, there is only oneself facing forever the problem of one’s self discovery” .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar